Pemekaran merupakan suatu tujuhan yang mulia,
karena dengan Pemekaran akan menghadirkan banyak hal (persoalan) yang
menguntungkan maupun merugikan. Pemekaran akan sah kalo adanya kelengkapan
astimintrasi yang akurat sesuai dengan fakta yang ada di daerah pemekaran
(lapangan). Maka kita memperhatikan hal-hal yang menjadi dasar untuk membentuk
pemekaran kabupaten misalnya penduduk, geografis wilayah, sumber daya alama
serta hal yang paling inti, adalah bagimana kita menganalisis dan melihat
kedepan setelah pemekaran kabupaten tersebut.
Bagi saya dampak pemekaran akan mengandung dua dampak yang besar yaitu dampak positif dan dampak negative.
Dampak positif, dengan pemekaran lebih mempermudah dalam mengakses pembangunan imprastruktur, mempermuda transportasi, perkembangan ekonomi dan juga bagimana untuk berpolitik dalam pemerintahan.
Dampak negatif, dengan pemekaran akan menghadirkan masalah-masalah sosial semakin pesat antar induvidu, kelompok, alam dan Tuhan sendiri. Dan juga membuat rakyat menjadi mental insane dan yang lebih para lagi kalo budaya atau kulturnya dibongkar bangkir. Dan masih banyak hal lagi tetapi secara garis besar demikian.
Maka kita mengambil keputusan pemekaran seharusnya mempertimbangkan dua dampak, baik positif maupun negative. Dan juga bisa membertimbangkan penghasilan SDM yang memadai untuk kedepan dalam menduduki kabupaten pemekaran tersebut.
Saya sebagai kaum intelek membandingkan bahwa belum banyak para sarjanh dan professor untuk mencukupi sebua kabupaten yang baru serta jumlah membandingkan penduduk yang ada. Misalnya pemekaran ini terjadi dan SDM kurang maka penduduk asli dari kabupaten terebut bukan menjadi tuan atas kabupatenya melainkan hamba di kabupatenya sendiri (di tanahnya sendiri).
Dengan demikian saya sebagai salah seorang mahasiswa Migani memberi tawaran solusi kepada para senior intelektual yang power untuk memekarkan kabupaten Kugapa terlebih dahulu memperhatikan SDM ketimbang pemekaranya. Karena dengan SDM yang mutu dan banyak, bisa mendirikan kabupaten atau pasti kita akan menguasai kabupaten induk misalnya Paniai, Dogiai, Intan Jaya, Nabire dan Deyai bahkan juga menguasai provinsi Papua.
Saya usulkan kepada kaum intelek mahasiswa/pelajar yang berasal dari weandoga dan sekitarnya, agar kita musti mempertimbngkan pemekaran kabupaten baru ini, karena kita adalah ekstapet masa depan daerah. Dan kita musti jelih melihat persoalan ini secara kritis dan mempertimbangkan dampak yang akan terjadi setelah pemekaran ini terjadi.
Wajib dibaca dan tanggapan kritis kita, dan kita musti sampaikan kepada para
Oleh:Benyamin Magay
Penulis adalah Mahasiswa STFT “Fajar Timur” Jayapura Papua.
Bagi saya dampak pemekaran akan mengandung dua dampak yang besar yaitu dampak positif dan dampak negative.
Dampak positif, dengan pemekaran lebih mempermudah dalam mengakses pembangunan imprastruktur, mempermuda transportasi, perkembangan ekonomi dan juga bagimana untuk berpolitik dalam pemerintahan.
Dampak negatif, dengan pemekaran akan menghadirkan masalah-masalah sosial semakin pesat antar induvidu, kelompok, alam dan Tuhan sendiri. Dan juga membuat rakyat menjadi mental insane dan yang lebih para lagi kalo budaya atau kulturnya dibongkar bangkir. Dan masih banyak hal lagi tetapi secara garis besar demikian.
Maka kita mengambil keputusan pemekaran seharusnya mempertimbangkan dua dampak, baik positif maupun negative. Dan juga bisa membertimbangkan penghasilan SDM yang memadai untuk kedepan dalam menduduki kabupaten pemekaran tersebut.
Saya sebagai kaum intelek membandingkan bahwa belum banyak para sarjanh dan professor untuk mencukupi sebua kabupaten yang baru serta jumlah membandingkan penduduk yang ada. Misalnya pemekaran ini terjadi dan SDM kurang maka penduduk asli dari kabupaten terebut bukan menjadi tuan atas kabupatenya melainkan hamba di kabupatenya sendiri (di tanahnya sendiri).
Dengan demikian saya sebagai salah seorang mahasiswa Migani memberi tawaran solusi kepada para senior intelektual yang power untuk memekarkan kabupaten Kugapa terlebih dahulu memperhatikan SDM ketimbang pemekaranya. Karena dengan SDM yang mutu dan banyak, bisa mendirikan kabupaten atau pasti kita akan menguasai kabupaten induk misalnya Paniai, Dogiai, Intan Jaya, Nabire dan Deyai bahkan juga menguasai provinsi Papua.
Saya usulkan kepada kaum intelek mahasiswa/pelajar yang berasal dari weandoga dan sekitarnya, agar kita musti mempertimbngkan pemekaran kabupaten baru ini, karena kita adalah ekstapet masa depan daerah. Dan kita musti jelih melihat persoalan ini secara kritis dan mempertimbangkan dampak yang akan terjadi setelah pemekaran ini terjadi.
Wajib dibaca dan tanggapan kritis kita, dan kita musti sampaikan kepada para
Oleh:Benyamin Magay
Penulis adalah Mahasiswa STFT “Fajar Timur” Jayapura Papua.
0 komentar:
Posting Komentar