Pemekaran provinsi Papua Tengah, merupakan suatu wilayah
astimintrasi negara. Pemekaran bertujuhan untuk mempermudah dan mengakses
pembangunan dari berbagai aspek dan sector kehidupan manusia. Maka ada kerja
keras dari elit politik untuk memekarkan provinsi Papua Tengah. Pemekaran itu
telah di setujuhi oleh beberapa kabupaten, dan kabupaten yang mendukung adalah
nota benenya kabupaten- kabupaten yang baru dimekarkan, misalnya Dogiayi,
Deiyi, Intan Jaya dll. Maka kita sebagai kaum intelek mengkritisi, mengapa
harus mereka yang mendukung ketimbang kabupaten yang lama.
Ada sebuah ilusterasi, sebelum penjelasan selanjutnya:
“ seorang laki-laki menika seorang gadis baru dari negri sebrang, ia mempunyai banyak tanggungjawab yang harus selesaikan setelah gadis itu masuk rumah. Yang pertama laki-laki menyelesaikan maskawi dari gadis itu, membuat rumah yang layak untuk hidup, membuat kebun,dll. Dan setelah selesai urusan sebagai kepala keluarga maka ia bisa merencanakan kegiatan yang lain”.
Cerita atau ilustrasi di atas mau mengatakan kepada kabupaten-kabupaten baru mekar yang ada membenahi duluh Rumah tangganya terlebih duluh (kabupatenya), baru memikirkan pembentukan pemekaran propinsi. Kalo belum beres maka pemekaran di tundah atau tidak usah, karena akan merusak kehidupan rumah tangganya.
Saya sebagai salah seorang kaum intelek tidak sependapat untuk pemekaran provinsi Papua Tengah karena setiap kabupaten yang ada di wilayah yang mau pemekarang masi belum maju dalam hal pembangunan fisik maupun manusia.
Secara singkat bereskan terlebih dahulu rumah tanggahnya masing-masing kabupatennya maka kemudian memikirkan rumah tanggah yang lebih besar lagi.
Migani ju dole…!!!!!
Ada sebuah ilusterasi, sebelum penjelasan selanjutnya:
“ seorang laki-laki menika seorang gadis baru dari negri sebrang, ia mempunyai banyak tanggungjawab yang harus selesaikan setelah gadis itu masuk rumah. Yang pertama laki-laki menyelesaikan maskawi dari gadis itu, membuat rumah yang layak untuk hidup, membuat kebun,dll. Dan setelah selesai urusan sebagai kepala keluarga maka ia bisa merencanakan kegiatan yang lain”.
Cerita atau ilustrasi di atas mau mengatakan kepada kabupaten-kabupaten baru mekar yang ada membenahi duluh Rumah tangganya terlebih duluh (kabupatenya), baru memikirkan pembentukan pemekaran propinsi. Kalo belum beres maka pemekaran di tundah atau tidak usah, karena akan merusak kehidupan rumah tangganya.
Saya sebagai salah seorang kaum intelek tidak sependapat untuk pemekaran provinsi Papua Tengah karena setiap kabupaten yang ada di wilayah yang mau pemekarang masi belum maju dalam hal pembangunan fisik maupun manusia.
Secara singkat bereskan terlebih dahulu rumah tanggahnya masing-masing kabupatennya maka kemudian memikirkan rumah tanggah yang lebih besar lagi.
Migani ju dole…!!!!!
Oleh:Benyamin Magay
Penulis adalah Mahasiswa STFT “Fajar Timur” Jayapura Papua.
Penulis adalah Mahasiswa STFT “Fajar Timur” Jayapura Papua.