Krismas Bagau |
Dimana-mana membutuhkan tongkat
estafet untuk membangun pradaban baru dari ketertinggalan untuk
menaklukkan dari berbagai aspek politik, hukum, ekonomi, teknologi
bahkan dari penindasan dan pengurasan daerah lain terhadap daerahnya
sendiri supaya menjadi tuan di negerinya sendiri. Skiptisme terhadap
asrama permanen di jogjakatra antara harapan dan kenyataan yang menjadi
simpan siur. Sementara Tidak ada respon pemerintah kabupaten Intan Jaya
terhadap pengadaan asrama permanen di conton catur hingga kini masih
bermasalah.
Karena penanganan di bidang pendidikan yang
seharusnya menjadi prioritas dalam membangun SDM melalui Papua ternyata
tinggal sebuah harapan yang tak kunjung direalisasikan dalam aplikasi
secara maksimal sidang paripurna DPRD Kabupaten Intan Jaya dalam masa
pemerintahan karateker sudah alokasikan namun sampai pada pemerintahan
bapak Bupati David Setiawan sebagai karateker tidak jelas lagi.
Ketidak jelasan ini team yang datang tanpa mengkordinasi seluruh
mahasiswa untuk mempertimbangkan kelayakan pengadaan asarama sescara
keseluruhan tetapi berhadapan dengan sebagaian atau beberapa mahasiswa
yang tanpa memikirkan jarak antara tempat kulia disetujuhi akhirnya
sekarang menjadi persoalan.
Untuk itu kapan pemerintah Kabupaten
Intan Jaya dalam hal ini yang pernah melakukan pengadaan asrama harus
mempertanggungjawabkan. Mengapa sampai saat ini tidak ada kejelasan pada
hal mahasiswa pernah usut dengan tulisan di media masa untuk
menintaklanjuti tetapi hal itu sampai kini tidak ada informasi yang
jelas untuk mempertanggungjawabkannya.
Keraguanku mungkinkah
pemerintah Intan Jaya tidak peduli dengan asrama permanen yang tidak
layak dan tidak menguntungkan itu. Sebab pemerintah yang peduli kepada
generasi penerus sebagai tongkat Estafet pasti saya mengusut ketika
mendengar persoalan tentang asrama permanen jalan Bakung Nomor 397
Perumnas Condong Catur Yogyakarta itu. Sebab asrama Permanen adalah
asset Pemerintah Daerah. Jalan Bakung Nomor 397 Perumnas Condong Catur
Yogyakarta, seharusnya sebagai asset pemerintah kabupaten Intan Jaya
merespon terhadap pengadaan asrama permanen di conton catur hingga kini
masih bermasalah sehingga masih terjadi cimpan siur pertanggungjawaban
terhadap mashasiwa yang sudah membeli asrama permanen oleh pemerintah
daerah demi mempermuda mengenyam pendidikan di kota yogyakarta menjadi
semakin tidak nyata dengan dana anggaran sidang paripurna DPRD
Kabupaten Intan Jaya.
Beberapa criteria yang harus di penuhi
sebagaimana asrama tidak ada kejelasan sampai kini. Sehingga kami yang
mendiami di kota Jogjakarta dan sedang mengenyam pendidikan sebagai
tuan rumah (asrama) sangat meragukan kehadiran Asrama permanen yang
dibeli oleh Pemerintah Kabupaten Intan Jaya dengan pertimbagan proses
perkulihan di setiap kampus yang berada dikota Jogjakarta tidak memenuhi
syarat. Untuk itu pelajar dan mahasiswa menolak dengan pertimbangan
menolak kehadiran asrama yang dibeli pemerintah intan jaya karena tidak
memenuhi syarat sebagimana asrama, tidak bisa menampung semua mahasiswa
karena retak asrama jahu dari kota studi, Tidak adanya sertifikat
pembelian tanah, asrama dan jumlah pembayaran asrama yang tidak jelas.
Dari beberapa alasan diatas mendorong mahasiswa tetap mengugat karena
asrama permanen itu penganggan yang terus sosialisasi kepada generasi
penerus yang akan datang akan mengalami kesulitan dengan pertimbagan
adanya gugatan karena semua sertifikat tidak ada oleh pihak hak ulayat
dan tidak menutup kemunkinan Tidak sesuai dengan anggaran yang
disidangkan oleh pemerintah Intan Jaya melalui DPRD Kabupaten Intan
Jaya.
Untuk itu kepada pemerintah yang berhati dengan
pendidikan rapatkan barisan demi kepentingan bersama pemerintah sebagai
asset daerah sementara sebagai mahasiswa berpikir sesuai dengan
membangun pradaban manusia melalui pendidikan yang sesuai dengan
harapan kami untuk memperlancar seluruh kegiatan belajar di kampus yang
sedang kami inginkan.
Dengan demikian semua menjadi persoalan
dan keraguan di atas, sebagai putra dan putri daerah. diminta
pemerintah Intan Jaya untuk segerah mentinjaklanjuti persoalan ini. Bila
perlu asramanya dibangun yang baru yang sesuai dengan keinginan dan
harapan mahasiswa demi memperlancar seluruh proses pengembangan
perkulihan. Karena asrama permanen yang sekarang tidak menguntungkan
mahasiswa untuk mengenyam pendidikan karena berkaitan dengan jarak
antara tempat kulia dan asrama permanen di jalan Bakung Nomor 397
Perumnas Condong Catur Yogyakarta, tidak membantu generasi sebagai
tongkat estafet masa depen generasi Intan jaya.
Oleh: Krismas Bagau
penulis adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Pemerintahan Masyarakat Desa APMD/STPMD Yogyakarta.
Pemda kenapa lagi ini, mepa.
BalasHapusPada prinsipnya Pemda Intan Jaya, sangat berprinsip untuk mengeluarkan uang negara demi pemberdayaan sumber daya manusia yang salurkan melalu kab intan jaya, kami sebagai generasi intan jaya merasa kesal dengan tindakan Bupati inatan Jaya
BalasHapus